adsense

Add to Technorati Favorites

motoGP

>> Rabu, 05 November 2008









Berulang-kali kita menyaksikan pertarungan balapan antara Casey Stoner dan Valentino Rossi. Berulang-kali juga para penggemar dan penikmat balapan MotoGP dibuat dag-dig-dug?
Sebenarnya apa yang ada di benak kita ketika tengah mengikuti jalannya balapan tersebut? Apakah karena kita memfavoritkan orang, merek, atau mutu pertandingan?
Mungkin tulisan ini memberikan sedikit wacana sebelum anda menyaksikan pertandingannya nanti di Sirkuit Estoril.
Gemilangnya Stoner



Gemilangnya Stoner
Casey Stoner di sela-sela balapan MotoGP (foto dari AFP)
Siapa yang tidak kenal dengan Casey Stoner? Lho pertanyaan koq begitu? Eh maksud saya siapa yang banyak kenal dengan Stoner khususnya penggemar MotoGP di Indonesia? Tentu kalau disurvei akan banyak juga mengernyitkan dahi. Casey Stoner memang pembalap MotoGP dari Australia yang tahun ini bersinar terang. Rider dari pabrikan Ducati memang terkenal sebagai pembalap yang termasuk tidak suka berkoar-koar. Doi terkenal sebagai “pembalap berdarah dingin“. Pakai double-quot karena maksudnya doi termasuk yang ingin langsung membuktikan di sirkuit mana saja yang dilakoninya. Saat ini rider berusia 21 tahun telah memenangkan 8 seri dibandingkan Vale yang baru mengoleksi 3 seri.

Tetapi karena Stoner menggunakan motor Ducati, yang notabene sangat jarang beredar di jalan raya disini, banyak orang di Indonesia mengetahui tentang Stoner. Lain halnya dengan pabrikan Yamaha yang sudah puluhan tahun memproduksi kendaraan di Indonesia. Hal ini dapat dimengerti karena kategori motor Ducati adalah moge (motor gede) yang harganya cukup bikin kantong bolong selain hanya ada sebagian kecil komunitas.
Kadang menjadi pertanyaan, Stoner mengapa cepat sekali bersinar di balapan 2007 ini?Kalo kata orang Betawi mungkin bisa seperti ini: “Makan ape tuh bocah, bisa ngalahin Rossi?”. Padahal diawal musim MotoGP 2007, tidak ada yang berani memastikan Stoner bisa mendapatkan podium apalagi kandidat kuat juara dunia. Menurut pantauan dan analisis kami, ada beberapa poin yang menjadi keunggulan Stoner.
1. Umur yang masih muda.
Tentunya umur Stoner yang masih 21 tahun, tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu modal awal Stoner untuk terus berkompetisi di balapan yang tidak hanya menekankan pada strategi balapan, tetapi juga stamina yang harus energik. Banyak pihak beranggapan Stoner sering menang karena mendapat motor (Ducati) yang sangat kuat, cepat, dan ban (Bridgestone) yang mumpuni.
Kalau pertanyaan tersebut dibalik, mengapa Loris Capirossi alias Capirex jarang podium atau memimpin nilai di MotoGP? Padahal Capirex juga mendapatkan motor dan ban yang sama dengan Stoner. Walhasil, dengan umur yang tidak muda lagi, Capirex cukup ter-engah-engah di tengah lomba. Buktinya? Rata-rata yang dapat menyusul Capirex, pembalap dengan umur lebih muda seperti Dani Pedrosa, Valentinik, Hayden, de Puniet, dll. Padahal Stoner dengan mesin yang sama malahan sering memimpin balapan. So? umur punya pengaruh penting. Umur juga berbanding lurus dengan stamina.
2. Teknik dan Strategi balapan.
Kita tentu masih ingat, Rossi di umur yang sangat belia, berulang kali memimpin balapan mulai dari kelas 125cc, 250cc, 500cc dan 1000cc(MotoGP). Apa yang membuat Rossi menang, tentu berkorelasi dengan kegemilangan Stoner. Stoner mampu melakukan berbagai teknik balapan yang sulit dilakukan oleh pembalap lain. Apa itu? Antara lain late-braking atau melakukan pengereman yang lebih belakangan dibanding rider yang lain? Jujur saja, tanpa perhitungan, pengalaman, kejelian, timing yang tepat dan cermat, bisa-bisa teknik late-braking bisa jadi bumerang bagi pembalap itu sendiri.
Akibatnya bisa sangat fatal, seperti terpeleset, jatuh dari motor, cedera, bahkan menabrak pembalap lain. Tentu pembalap dengan ketrampilan dan skill late braking mempunyai nilai plus. Selain itu teknik lain seperti teknik menghadang pembalap lain, dikala sedang berada didepan, tentu dapat membuat frustasi pesaing-pesaingnya. Stoner punya skill ini. Berkali-kali kita lihat Rossi gagal mendahului Stoner karena gigihnya Stoner menghadang.
3. Nyali
Teknik ini memang jarang dibahas. Tetapi jika punya nyali yang kuat dan tepat, serta punya perhitungan yang cermat, faktor nyali ini juga mempunyai peran penting. Mengapa dikatakan Stoner punya nyali yang kuat dan hebat? Kita bisa saksikan pada beberapa seri, dimana Rossi melakukan head-to-head, atau roda-dengan-roda, pada saat bersaing dengan Stoner, Rossi agak tertinggal.
Kadang juga Rossi menyalahkan ban Misyelong (Michelin) karena berkurang gigitan ban alias cengkeraman ban ke aspal। Padahal semua rider juga mengalami hal yang sama. Kalau kita merujuk pada keunggulan pembalap Honda seperti Pedrosa dan Hayden, padahal menggunakan ban yang sama dengan Rossi, mereka justru lebih unggul dari Rossi. Padahal Rossi dengan di uji nyali dengan ban yang sering sliding, tapi Rossi memilih main aman. Otomatis Rossi dilewati banyak pembalap sekelas Vermuellen. Jangankan mendekati Stoner, Rossi justru tertinggal jauh. Faktor nyali yang “guedhe” juga berpengaruh pada hasil akhir balapan dan Stoner punya nyali yang cukup kuat pada balapan 2007 ini.









4. Ban.
Inilah faktor yang sangat berpengaruh. Tetapi bukan penentu hasil akhir. Dengan faktor ban ini, Ducati dan Bridgestone menjadi monster yang cukup menakutkan bagi rider dan pabrikan lainnya. Mengapa ban kadang menjadi penentu? Barangkali kita cukup sering mendengar wawancara Rossi sehabis balapan, bahwa ban membuatnya kalah.
Terus-terang dengan pemilihan ban untuk balapan baik kompon terlalu keras, terlalu lembut, kadang membuat laju motor menjadi pelan atau sebaliknya malah lebih cepat. Dengan kompon yang keras, ban yang berjenis keras, akan butuh waktu lama, agar ikut panas dan menyesuaikan suhunya dengan aspal sirkuit. Semakin cepat beradaptasi, semakin baik pula ban mendukung kecepatan. Tetapi yang juga perlu diingat, untuk sirkuit dengan jumlah putaran diatas 25, kadang ban berjenis kompon tertentu malah diakhir lomba dapat membuat laju motor jadi ikutan pelan. Hal ini kadang dikeluhkan Pedrosa atau Hayden yang diakhir lomba seperti 2 atau 3 lap terakhir, jadi mudah tersusul pembalap lain.
Lalu kenapa Stoner bisa menang dengan faktor ban ini? Kita tahu, masukan pembalap kepada tim teknis, akan membuat tim dapat memilihkan ban yang terbaik apakah medium, soft, atau hard sehingga dengan banyak komunikasi dengan pendukung tim, akan tercipta sinergi yang sangat baik.
Kita jangan hanya melihat sepakbola yang harus memadukan kemampuan 11 orang, tetapi dalam balap, bisa jadi keandalan tim meracik dan meramu perlengkapan pendukung rider, jumlahnya tidak saja 11 item, tetapi bisa puluhan parameter. Ini yang kadang dilupakan banyak orang. Rider hanyalah satu item/faktor saja.
5. Mesin.
Mesin yang hebat dan cepat, baik itu pada trek lurus, maupun trek pendek alias banyak kelok, tentu akan berpengaruh besar pada performa mesin. Mesin Yamaha, termasuk juga Honda, termasuk sangat baik untuk trek-trek pendek. Sedangkan Ducati walaupun tidak sebaik Honda dan Yamaha, dapat membalikkan keadaan yaitu sangat cepat di trek lurus yaitu hampir 350 km/jam yang tidak dapat disaingi oleh pabrikan manapun dalam mengembangkan kemampuan mesin 800cc.
Orang jarang tahu bahwa Ducati adalah pabrikan yang paling sering juara pada lomba World Super Bike. Pengembangan mesin tentu tidak boleh dianggap remeh. Honda dan Yamah terlalu yakin dengan kemampuan mesin 990cc nya selama musim balapan 2005 dan 2006 terakhir dan lupa kemampuan mesin Ducati di 800 cc. Tentunya Stoner akan sangat di untungkan dengan ini.
Dengan analisis kami pada 5 poin diatas, Stoner pantas untuk mendapatkan gelar juara dunia pada balapan Estoril besok, bila ia bisa jadi juara dan Rossi tidak mendapat nilai minimal juara 6. Siap-siap kita menyongsong juara dunia baru dari Ducati.
Tahun berat Rossi
Rossi dengan motor Yamahanya (foto dari AFP)
Tahun balapan MotoGP 2007 memang cukup menyesakkan bagi Valentino Rossi sang juara dunia 7 kali pada berbagai kelas hingga MotoGP sekarang. Sebelum munculnya Stoner, lawan-lawan berat Rossi seperti Sete Gibernau, Nicky Hayden, Max Biaggi, Alex Barros, Charlos Checa, Marco Melandri, Loris Capirossi silih berganti menghadang Rossi.

Tetapi dengan kemampuan fisik, strategi, skill, dan dukungan pabrikan motor dan ban yang maksimal, mengantar Rossi dengan segala kelebihan dan kekurangannya menggapai podium juara. Pada akhir musim 2003, Rossi memutuskan pindah ke Yamaha, mungkin karena sudah jenuh juara dan mencari tantangan baru dengan pindah ke pabrikan motor lain.
Bahkan Rossi sudah mencoba-coba untuk berganti kemudi menjadi pembalap Ferrari yang waktu itu di isukan menggantikan Michael Schumacher.Namun ditahun 2004 dan 2005 Rossi masih berjaya. Pada 2006 kemarin orang menganggap kecelakan Rossi yang waktu itu memimpin nilai klasemen, membuatnya gagal jadi juara dunia dan di isi oleh Nicky Hayden yang jarang juara seri motoGP.
Sedangkan 2007? Apa lacur justru Rossi kembali di rundung masalah berkali-kali. Baik itu dari segi ban, teknologi mesin, maksimal kecepatan, usia yang tidak muda lagi, faktor emosi dan bahkan sponsor pendukung.
Apa saja faktor penghambat Valentinik? Mari kita lihat satu persatu.
1. Mesin
Kita tahu Yamaha terlambat membuat teknologi mesin 800 cc karena menganggap mesin 990cc masih sangat baik. Sekarang Yamaha malah membuat blunder dengan menyiapkan teknologi pneumatic yang justru sudah lama diriset oleh pabrikan Ducati dan Suzuki. Walhasil Honda dan Yamaha cukup kedodoran. Kita juga tidak dapat memastikan apakah 2008 mesin Yamaha semakin siap. Time will tell us!
Selain itu kecepatan maksimal mesin Yamaha di trek lurus sangat mengecewakan Rossi. Pembalap mana yang tidak kecewa, berkali-kali disusul pembalap yang telah di tinggalkan jauh pada saat kelokan, tapi menyusul kencang di trek lurus. Yamaha harus berani mengakui kesalahannya.
2. Ban
Jika MotoGP 2008 akan dibuat seperti balapan jet darat Formula 1 seperti Bridgestone yang satu-satunya digunakan, mungkin Rossi akan gembira. Tetapi naga-naganya mengharapkan Michelin terdepak akan jauh panggang dari api. Maksudnya bukan manggangnya itu lho, tetapi hal yang sulit terjadi. Dunlop sendiri masih mensupport ban pada MotoGP 2007 ini.
Sebenarnya faktor ban ini, termasuk kekurang-siapan pabrikan ban Michelin dari Perancis dalam menghadapi aturan balapan MotoGP yang baru. Sebagai catatan, pada balapan tahun-tahun sebelumnya, Michelin mampu membuat ban khusus bagi Rossi, Pedrosa, Hayden hanya satu malam sebelum balapan besok hari. Hal yang tidak mungkin bagi pabrikan ban Bridgestone di Jepang untuk membawa ban hanya beberapa jam dari pabriknya ke arena balapan yang banyak digelar di Eropa. Justru itu yang membuat Bridgestone lebih siap. Jadi mestinya Rossi harus siap dengan kondisi ban apapun.
3. Emosi
Dimanapun emosi yang tinggi, stress berlebihan akan membuat balapan tidak nyaman. Hal ini walaupun tidak tampak di depan kamera, kita tahu Rossi mempunyai emosi entah itu karena Yamaha tidak siap, ban yang kurang mendukung, Stoner yang makin cemerlang, dikejar-kejar otoritas pajak Italia, sehingga membuat akumulasi emosi Rossi tidak stabil.
Rossi jadi tidak seperti dulu lagi yang bebas lepas dan tekanan. Walhasil Rossi juga gampang menyerah. Sebelum balapan Estoril ini digelar, berkali-kali Rossi sudah menyerah. Padahal dulu, sebelum balapn terakhir selesai, Rossi paling pantang mundur.
4. Umur yang tidak muda lagi.
Faktor umur memang tidak bisa dipungkiri lagi. Walaupun masih cukup muda, tapi jelas Rossi masih lebih tua dari para pesaingnya seperti Pedrosa, Stoner dll. Usia Rossi yang sudah 28 tahun bahkan akan menjadi 29 tahun tanggal 16 Februari 2008 besok, tentu akan membuat stamina Rossi harus diperbaiki lagi.
Bila Rossi masih ingin menjadi kampiun dan jawara, latihan fisik yang teratur dan ketat dapat mengimbangin pembalap-pembalap muda lainnya.
5. Sponsor
Dengan kacamata awam orang tentu heran, balapan motor tetapi koq sponsor Yamaha adalah pabrikan mobil Fiat. Apalagi Fiat berasal dari Italia lagi. Tentu banyak orang akan mengernyitkan dahi kenapa hal ini terjadi. Kalau ditanya ke Fiat, Yamaha, apalagi Rossi, tentu akan membantah kalau Rossi kurang laku dimata pengiklan. Tetapi dari kacamata orang biasa, sepertinya ada sesuatu.
Kita juga tidak dapat memastikan apakah Fiat masih tetap mendukung Vale yang notabene orang Itali, bila Rossi terus-terusan terpuruk. Dengan dukungan sponsor yang melimpah, tentunya riset-riset untuk balapan akan mendukung si pembalap itu sendiri.
Kesimpulan
Tahun 2007 memang bagaikan bumi dengan langit bila melihat hasil balapan di MotoGP jika kita melihat hasil akhir pada 5 tahun terakhir. Selain ingin melihat hasil akhir dari pertarungan Stoner-Rossi, tentunya kita ingin menyaksikan balapan-balapan bermutu dari tayangan di MotoGP.
Ujung-ujungnya akan membuat pembalap tanah air menggelorakan harapan dan asa nya untuk ikutan dalam perhelatan akbar bernama MotoGP. Tentunya dengan pembalap dari tanah air. Semoga!

window।google_render_ad();























































































































































































































0 komentar:

  © Blogger template Skyblue by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP